Tuesday, September 29, 2009

bunga negara


bunga negara
menjadi kuntum harapan rakyat
kala dukalara cahayanya memancar serbat kesegaran
memadamkan titik luka menetaskan garis sentosa
kala bahagia sinarnya memintal tali makmur
tenggelamlah kesangsian bangunlah pohon sentosa
tambatkan sauh kesegaran di segenap pelabuhan rasa
kala sepi geraknya muzik merdu mengalunkan seribu dengung
meratah kepayahan menindih kesempitan
segala yang rebah dan resah bangkit dengan gema bahagia
kala riuh derap kuntumnya melegakan kebingitan
mengembalikan segar semangat dan jernih sedar
tidak alpa atau manakah tanah asal dan air mula
inilah kuntum impian rakyat
di kampung di kota
di teluk di belantara
di tasik di sungai
di awan di laut dalam
berseri di segenap sukma
alangkah, kepayahan mengalir hilang
kesenangan merangkak tiba

bunga negara
yang tidak meletihkan akal memburu perjuangan sia-sia
tetapi bersama merumahkan kejanggalan sebagai tabiat biasa
yang tidak membazirkan untung dengan kepalsuan berjela
tetapi bersama membesarkan kolam kesempatan
dari tiada menjadi ada, ada untuk semua
yang tidak menagih sanjung
tetapi meletakkan diri sebagai benteng juang
membina kesempatan dan menabur benih peluang
agar yang miskin berpindah dari rumah sengsaranya
mendirikan keyakinan pada segala yang masih samar
dan menetapkan tanda pada segala yang tersembunyi
rumah kehidupannya adalah pintu bakti dan jendela sumbangsih
pada yang sudah mendaki di menara keagungan
dari lidahnya lahir pesan keramat
segenap titik kemenanganmu lahir dari perjuangan kerdil temanmu
segenap relung hartamu kaukumpul dari gerak tangan dan kaki kerdil si kecil
segala kebangaan yang sedang kaulayangkan
bermula dari kerangka dan siratan tenaga si kerdil di kelilingmu
ah, setiap yang tiba menyentuh tangannya penuh sanjung
menjulang hormat segala relung bakti dan tasik bukti

bunga negara
tumbuh dari akar jatidiri
menyedut zat bangsa dan roh agamanya
sebagai mahkota bestari
memayung negeri

bunga negara
menguntumlah kerana ini negerimu
ini tanahmu
aku hanya menumpang teduh
di bawah kelopak kemakmuranmu
Share this article :

0 comments: