Saturday, December 12, 2009

sudah melampau

No comments:


Sumber : Gerbang Tempur Politik Maya KMU Dot Net
Continue Reading...

Saturday, December 5, 2009

doa ketika hujan

No comments:
- kepada yang mengerti

i.
anak-anakku duduk di hujung tangga
memerhati hujan yang beralun mendendangkan suara basah
musim tengkujuh
anak-anakku duduk memerhati
alir air yang berkumpul menjadi lopak besar
lopak harapan lopak masa depan
berpuluh hari aku tidak mendaki bukit
memasuki kebun getah
tiba-tiba menjadi penganggur di tengah redup musim
terasa rintik hujan seperti pusau menikam
esok lusa persekolahan bermula
manakah baju manakah kasut mereka, tanya isteriku perlahan
dan suara itu hampir tenggelam diramas suara hujan

sedang di atas rumah masih ada yang meminta susu
mencuri ubi rebus
mereka anak-anakku kelaparan dibalut hujan
esok, apakah hujan akan berhenti
dan mentari menyinari
aku hanya berdoa di celah lebat hujan
berikanlah aku waktu memasuki kebun getah
demi susu sepatu dan baju sekolah anak-anakku
demi lopak harapan mereka
janganlah sekeruh air itu

tak siapa datang bertanya
atau berhenti memerhati
bagaimana kami memanaskan nasib
di bawah serkup tengkujuh
bukan seperti tahun-tahun dulu
ada saja yang datang bertamu, membawa senyum
dan kampit beras
ini sedekah, kata mereka
dan isteriku senyum menatap mukaku
rupa-rupanya sehabis hujan berhenti
ada pilihanraya
mereka datang lagi dengan senyum dan tangan terbuka
mereka datang membawa sepatu dan baju
mereka datang membawa gambar dan poster
mereka datang agar aku dan isteriku dapat menyelematkan
nasib mereka

hujan bertalu menghimpit
langit digulung awan dan kabut
pastinya tak akan ada yang mahu bertanya
tak akan ada yang mahu melihat
mereka sudah meratah gulai kemenangan
mata meliar kepala mengangguk tersenyum takjub
"menang besar", kata kawanku di kedai kopi
aku hanya senyum
kerana kopiku minum kubayar sendiri

ii.
apakah aku hanya mampu berdoa
mengeringkan nestapa
atau inilah musim-musim cabaran
hidup sebagai petani, kecil, dan terpencil
suara dan diriku hanya menjadi penyelamat
nasib dan kuasa mereka

tanpa pisau penoreh dan kebun getah
anak-anakku bakal terhumban
ke selat keciciran ke tasik kegagalan

rupa-rupanya hujan kali ini bukan aku sahaja yang berdoa
di celah hujan di celah bingit air
merekapun membuka suara berdoa dan berdoa
selamatkan kuasa dan kedudukan
selamatkan pengaruh dan pengikut
selamatkan masa depan

apakah mereka lebih nestapa dari nasibku
menggelapar dalam goda kuasa rencat pengaruh
dan kali ini mereka benar-benar merasa sakitnya hujan
beratnya awan dan bimbang segala topan dan gelora melanda
sakitnya hujan
sudah kurasakan bertahun-tahun
beratnya topan dan gelora sering menjamah jantung isteri dan
anak-anakku
dan doa mereka kali ini berat dan asyik sekali
mengharap turunnya kesenangan
meminta datanglah mentari cerah menjilat air
nestapalah mereka yang ingkar
mengurung kekayaan milik rakyat

sakitnya hujan kali ini
singgah di jantung singgah di urat nadi mereka

iii.
anak-anakku masih duduk di hujung tangga
melihat hujan melihat kolam air
alangkah baiknya dalam doa mereka
meminta hujan berakhir dan panas menjelma
agar aku dapat turun ke kebun
menyusun harapan bagi anak-anakku
menjelang tahun baru
alangkah baiknya, mereka berdoa
selamatkanlah aku dan teman-teman
yang saban tahun di bawah tengkujuh
menghitung luka dan derita

apakah dalam doapun
aku ini tidak bermakna untuk mereka?
cuma ketika pilihanraya tiba mereka datang meminta-minta
menyelamatkan nasib dan kuasa mereka

aku dan isteriku
serta teman-temanku
siapakah kami di mata hati
di mata fikirmu

alangkah...
Continue Reading...

Tuesday, December 1, 2009

gerbang gelora

No comments:
gerbang gelora
bermula dari muara menerjah hulunya
airnya berpusar dari lidah kesombongan
kesempurnaan apakah yang dijelirkan dari lidah berpintal
menyemai kebencian menghembus nafas busuk gelora
apakah yang dapat dituai dari ucap nista
hanya membesarkan kotak keretakan
kesempurnaan apakah yang dijilat dari lidah bercabang
kaulelehkan liur cemar
kau siapa sebenarnya

gerbang gelora
bermula dari retaknya petak-petak kuasa
memanggil diri penakluk
apakah yang kaukumpul dari segala kemenangan
sedang kehidupan dimabukkan dongeng negeri tercantik kota pelangi
sedang kehidupan bergelimpangan kesempitan dan kepayahan
kau penakluk
mampu ketawa atas luka dan sakit
manusia
anehnya, mereka pula tidak mengerti luka dan sakit itu
dari manakah bermula

marilah berjalan ke tanah jauh di pelosok tanjung
marilah berhenti menari
berjalanlah dengan kaki dan matamu
tanggalkan jubah kebangaan dan buangkan sepatu keasyikan
rasailah sejuk tanah musim hujan
atau garingnya di bakar kemarau
tataplah keperitan yang meniti dari lembah ke bukit
sedang kauhanya melabuhkan suara
membaca dogeng belulang :
ranapkah kejahatan si pemabuk kuasa
rawana pedusta, akulah rama bersama busar keramat
menyelamatkan sita dari godaan hitam kejahatan
jauhilah bendera maut yang dipasang rawana
mampirlah, berdiri di bawah bayang pohon cinta rama
berdirilah menyelamatkan sita cinta kita
peduli apa musnahnya taman dan pohon-pohon hijau
aku sedang memanah rawana
jangan hampiri bendera darah rawana
ke mari ke bawah pohon cinta rama
kautak akan musnah
biar rawana berlumur tanah

ah, tahun yang segar
hidup yang menggelepar
mereka hanya berdiri menanti
luruhlah daun dari pohon
luruhlah....

tahun yang menjalar
menanti dan menanti

gerbang gelora
berputarlah
bawakan awan sejahtera
menitiskan hujan bahagia
Continue Reading...

Tuesday, September 29, 2009

bunga negara

No comments:
bunga negara
menjadi kuntum harapan rakyat
kala dukalara cahayanya memancar serbat kesegaran
memadamkan titik luka menetaskan garis sentosa
kala bahagia sinarnya memintal tali makmur
tenggelamlah kesangsian bangunlah pohon sentosa
tambatkan sauh kesegaran di segenap pelabuhan rasa
kala sepi geraknya muzik merdu mengalunkan seribu dengung
meratah kepayahan menindih kesempitan
segala yang rebah dan resah bangkit dengan gema bahagia
kala riuh derap kuntumnya melegakan kebingitan
mengembalikan segar semangat dan jernih sedar
tidak alpa atau manakah tanah asal dan air mula
inilah kuntum impian rakyat
di kampung di kota
di teluk di belantara
di tasik di sungai
di awan di laut dalam
berseri di segenap sukma
alangkah, kepayahan mengalir hilang
kesenangan merangkak tiba

bunga negara
yang tidak meletihkan akal memburu perjuangan sia-sia
tetapi bersama merumahkan kejanggalan sebagai tabiat biasa
yang tidak membazirkan untung dengan kepalsuan berjela
tetapi bersama membesarkan kolam kesempatan
dari tiada menjadi ada, ada untuk semua
yang tidak menagih sanjung
tetapi meletakkan diri sebagai benteng juang
membina kesempatan dan menabur benih peluang
agar yang miskin berpindah dari rumah sengsaranya
mendirikan keyakinan pada segala yang masih samar
dan menetapkan tanda pada segala yang tersembunyi
rumah kehidupannya adalah pintu bakti dan jendela sumbangsih
pada yang sudah mendaki di menara keagungan
dari lidahnya lahir pesan keramat
segenap titik kemenanganmu lahir dari perjuangan kerdil temanmu
segenap relung hartamu kaukumpul dari gerak tangan dan kaki kerdil si kecil
segala kebangaan yang sedang kaulayangkan
bermula dari kerangka dan siratan tenaga si kerdil di kelilingmu
ah, setiap yang tiba menyentuh tangannya penuh sanjung
menjulang hormat segala relung bakti dan tasik bukti

bunga negara
tumbuh dari akar jatidiri
menyedut zat bangsa dan roh agamanya
sebagai mahkota bestari
memayung negeri

bunga negara
menguntumlah kerana ini negerimu
ini tanahmu
aku hanya menumpang teduh
di bawah kelopak kemakmuranmu
Continue Reading...

Wednesday, September 9, 2009

matahari

No comments:
-kepada pengundi manek urai

i.
senja itu mereka melihat matahari
berkilau dari celah pohon-pohon
matahari yang merangkak dari perdu langit
berjalan di celah-celah gelap senja
matahari yang tak pernah mereka tatap sebelum ini
senja itu mereka melihat cahaya
berkilau di mata redup tua yang berpuluh tahun berjuang
merubah tanah dan bukit
menukar warna ladang nasib

senja itu
matahari memasuki rumah mereka
dengan senyum dan wajah ria

senja itu sang perdana menteri
adalah matahari
bagi mereka yang sekian lama menanti

bilakah pula sang perdana menteri
dihadiahkan matahari kemenangan
apakah mereka masih menanti
atau sengaja melengahkan?

ii.
matahari
bersuaralah demi kebenaran
demi cahaya dan sinar tenteram

iii.
matahari nasib
masihkah bercahaya
dicengkam gelap senja
dibalut pekat malam
atau kita sengaja menunggu
segalanya menghilang
dan di dalam gelap malam
berdoa dan menanti
esok menjelmakah matahari?

iv.
atau kita memilih kegelapan
untuk mengajar makna cerah siang
ah, bangsaku begitu mudah congak dan hitungmu
Continue Reading...

Saturday, April 4, 2009

jalan penuh liku

No comments:
- kepada pejuang

jalan ini penuh liku
kenalilah lorong dan denai perjuangan
fahamilah makna dan sumpah perjuangan
hayatilah semangat dan roh perjuangan
jalan ini penuh liku
masih banyak menunggu dan menanti
di balik semak dan belukar masa depan
mereka yang bangga membesarkan keraguan
mereka yang lega membenihkan kebencian
mereka yang rajin membajak ketaksuban
mereka yang menggali parit kegagalan
menanti di lorong-lorong kesempatan

jalan ini penuh liku
untuk sampai ke rumah kemenangan
bukakanlah pintu kasih sayang
bukakanlah jendela simpati
sambutlah suara dan seru mereka yang jauh di bendang
mereka yang berpanas di lautan
mereka yang tak pernah berhenti berjuang
mereka yang tak pernah menyoal manakah hasil perjuangan
sebaliknya terus berjuang kerana
mereka telah jadikan perjuangan darah dan daging
kehidupan
dengarkanlah keluh dan ratap
tawa dan senda mereka
kerana di situlah bermulanya
perjuangan nasib bangsa

jalan ini penuh liku
dan pastinya ramai yang datang membawa mangkuk harapan
minta diisi dengan keberanian dan keadilan
minta dipenuh dengan keikhlasan dan kesepakatan
mereka menunggu dan menunggu
isilah mangkuk harapan dengan
bubur dan sayur kemuliaan
mereka pasti senyum bahagia
mencari jalan pulang

jalan ini penuh liku
peganglah hati dan suara mereka
setiap kali memegang tangan dan bertanya khabar
usapkan keyakinan dan belaikan semangat
mereka pasti akan berlari dan terus berlari
memikul perjuangan ini
seia sederap bersama

jalan ini penuh liku
jangan biarkan mereka yang pernah berjasa
sendirian meratapi kesunyian
sebaliknya kongsikanlah kesunyian mereka
dengan cerita bahagia tentang wangi sejarah mereka
kerana apapun yang terjadi mereka adalah pejuang
dengan lakaran peta bakti yang ditinggalkan

jalan ini penuh liku
mara melangkah menuju yang satu


-selamat berjuang untuk semua di bukit gantang, bukit selambau dan batang ai
jalan ini penuh liku tetapi kita masih mampu
selamat kembali tun dr mahathir dan tun dr siti hasmah
Continue Reading...

Saturday, March 28, 2009

dalam perjalanan

No comments:
-kepada sang pejuang

dalam perjalanan
dari pwtc ke klia
melintasi putrajaya
di radio pwtc bingit dengan gema suara
tak pasti apakah yang terjadi
kutatap picc di puncak perbukitan
kenderaan terus menderu
kubah-kubah dan jambatan melentur pandangan
gema suara semakin jelas memberitahu
di pwtc seorang negarawan tiba di tengah persidangan
seorang presiden memulakan ucapan
bingitnya pwtc
ah, pada ketika yang sama kulintasi
kota keramat nukilannya

ah, pandangan tiba-tiba berkaca
sebak membekam dada
ah, putrajaya persis bertepuk gembira
mentaripun berbalam cahaya
dikepung gumpalan awan
tak terbayang oleh mata apa terjadi
di sana
namun, kesebakan terus menikam
ya tuhan
inilah keramatnya perjuangan
menyelinap ke segenap rongga
mahalnya persaudaraan

baru sebentar kutinggalkan
segalanya bertukar ceritera
ah, sayangnya kutak dapat menunggu lebih lama
dari melihat dengan mata, gegar dan gema
pwtc

di kaca televisyen
imej-imej keramat menjelma lagi
mataku kembali berkaca
inikah kekuatan
membungkus segala kelesuan
teringat kata lama
di atas runtuhan kota melaka
kita dirikan putrajaya

tuhan, hanya kau yang maha melihat
nasib masa depan bangsaku
ya tuhan
berilah kekuatan menembus perjalanan
Continue Reading...

Tuesday, March 24, 2009

wang atau bangsa?

No comments:

grafik sumber daripada : bentengegara.blogspot.com

wang atau bangsa
perlukah wang kalau bangsa tersepit tulang dan belulang
perlukah wang kalau bangsa hilang perkasa
perlukah wang kalau bangsa tempang

pada ketika kita mahu bertatih menetaskan perjuangan
membela bangsa dari derita dimamah petualang
wangkah obor perjuangan
bukankah, penuh kemiskinan kita merangkak
menebar semangat membangkitkan hasrat
berjuang untuk menegakkan bangsa
darah perjuangan lahir dari semangat dan kesedaran
bukan menetas dari denting syiling atau emas intan
bukankah, dengan airmata kita satukan bangsa
bukankah dari miskin, melarat dan papa
kita bertapak menganjak nasib bangsa
bukan wang menobat bangsa
tapi bangsa bermartabat menukar kemelaratan
menjadi kandil kejayaan

wang atau bangsa
jangan kerana wang bangsa tempang
jangan wang menjadi tali penegak perjuangan
jangan sempitkan jalan bangsa
untuk berlari ke hadapan
janganlah jangan
wang menjadi taruhan
bangsalah taruhan
bangsalah perjuangan

perkasakan bangsa
duhai taulan
Continue Reading...

Monday, March 23, 2009

suara negarawan

No comments:

UCAPAN OLEH

YABHG TUN DR MAHATHIR BIN MOHAMAD

DI PERHIMPUNAN DAN SIDANG KEMUNCAK PRIBUMI PERKASA NEGARA

DI KOMPLEKS SUKAN TNB, JALAN BANGSAR,

KUALA LUMPUR

PADA HARI AHAD, 22 MAC 2009

——————————–


1. Terlebih dahulu saya ucap terima kasih kepada penganjur perhimpunan ini kerana menjemput saya dan memberi peluang kepada saya untuk berucap kepada hadirin.

2. Saya yakin ramai daripada kita yang hadir, terutamanya orang Melayu dan bumiputra lain, hadir kerana kita berasa kita berada dalam keadaan cemas, keadaan yang merbahaya, keadaan terancam.

3. Kenapa tidak? Kita kini diserang berkali-kali oleh berbagai pihak.

4. Ramai daripada orang lain berkata Melayu adalah kaum pendatang.

5. Melayu mengamalkan apartheid ala kulit putih Afrika Selatan.

6. Melayu tidak adil, suka menidakkan hak kaum-kaum lain.

7. Melayu sudah cukup kaya dan tidak perlu dasar Ekonomi Baru lagi.

8. Semua peluang perniagaan dan pelajaran diberi hanya kepada orang Melayu.

9. Kuasa politik dibolot oleh orang Melayu dan lain-lain.

10. Berhadapan dengan tuduhan dan tohmahan ini Melayu sekarang tidak boleh mempertahankan diri, bahkan tidak boleh bercakap berkenaan dengan bangsa mereka tanpa dituduh sebagai racist. Mereka harus terima sahaja semua tuduhan/tohmahan ini dan berdiam diri atau bersetuju sahaja. Mereka juga boleh tambah tokok kepada kecaman ini dan mereka ini akan dianggap liberal dan disanjung tinggi oleh orang lain. Sebenarnya orang Melayu sekarang berada dalam ketakutan, tidak mempunyai pemimpin yang sanggup pertahankan mereka. Sebaliknya pemimpin mereka mengerohkan lagi keadaan dengan memohon maaf walaupun kesalahan dilaku oleh orang lain.

11. Demikianlah situasi yang mereka hadapi sehingga mereka berasa mereka bersalah, tergamam dan tak dapat berkata apa-apa.

12. Keadaan hari ini lebih merbahaya daripada keadaan semasa British merancang untuk menakluk negeri-negeri Melayu dengan perancangan Malayan Union. Pada masa itu kita boleh cakap berkenaan Melayu dan tidak ada sesiapa yang akan tuduh kita sebagai racist. British pun tidak panggil kita racist. Mereka akui memang pun hak orang Melayu menuntut negeri-negeri Melayu sebagai hak orang Melayu. Semua perjanjian berkenaan dengan negeri-negeri di semenanjung mesti dibuat dengan Raja-Raja Melayu. Tidak ada siapa dari kaum laim yang berhak membuat apa-apa perjanjian.

13. Sekarang orang Melayu tidak pun boleh berkata negeri ini negeri Melayu, tidak boleh sebut negeri ini dikenali sebagai Tanah Melayu. Negeri Jepun boleh dikatakan negeri orang Jepun, negeri Korea – negeri orang Korea, negeri China – negeri orang Cina, negeri India – negeri orang India. Tetapi negeri Melayu – bukan negeri orang Melayu. Dahulu mungkin. Tetapi tidak sekarang. Sekarang Malaysia, hak orang Malaysia dan bukan hak orang Melayu. Kesanggupan dan kerelaan orang Melayu berkongsi milik negara ini tidak sedikit pun dihargai. Pemberian satu juta kerakyatan oleh Tunku Abdul Rahman Putra kepada kaum lain tidak dihargai bahkan tidak diingati, dilupakan dengan begitu sahaja.

14. Orang Melayu dikatakan kaum pendatang di negaranya sendiri. Dan kaum pendatang lain tidak boleh dipanggil kaum pendatang. Jika sesiapa berbuat demikian, mereka mesti minta maaf. Tidak perlu sesiapa minta maaf jika berkata Melayu kaum pendatang.

15. Namun saya memberanikan diri untuk bercakap sedikit berkenaan orang Melayu di Malaysia walaupun akan dituduh sebagai racist. Saya beranikan diri kerana sesungguhnya orang Melayu berada dalam keadaan cemas, dilanda oleh bermacam-macam masalah dan ancaman. Jika orang Melayu tidak dibenar bercakap berkenaan masalah mereka, maka mereka mungkin jadi kaum yang terlucut hak (dispossessed) di negara mereka sendiri. Bahaya ini benar kerana kita sudah lihat tekanan dan kehinaan terhadap bangsa kita apabila mereka dijadikan bangsa minoriti di wilayah yang dahulu adalah sebahagian daripada negeri-negeri Melayu.

16. Keadaan ini boleh berlaku kepada orang Melayu bukan sahaja kerana orang lain tetapi kerana orang Melayu sendiri. Mereka suka membinasakan diri mereka.

17. Mereka tidak mahu merebut peluang yang disedia bagi mereka. Tempat di universiti tidak diambil. Peluang perniagaan diselewengkan. Belia Melayu tidak ingin belajar, lebih berminat dengan melepak atau jadi Mat Rempit.

18. Majoriti daripada rakyat Malaysia yang terlibat dengan dadah terdiri daripada orang Melayu, yang mendapat penyakit HIV Aids kebanyakan adalah Melayu, kes rogol dan jenayah lain juga ramai orang Melayu.

19. Yang gagal dalam perniagaan juga Melayu, tidak bayar hutang Melayu, tak selesaikan kontrak juga Melayu.

20. Gejala jualan AP pun melibatkan Melayu.

21. Kita tak suka dengar semua ini. Kita malu. Tetapi jika tidak disuarakan masalah tidak akan hilang dengan sendirinya. Orang lain tahu juga. Lebih baik malu jika kita dapat sedarkan beberapa kerat daripada kita dan mereka mengubah tabiat supaya tidak melakukan yang salah lagi. Yang lain tak malu tak mengapa. Tak mungkin kita dapat sedarkan semua. Yang kena akan terus kena.

22. Dasar Ekonomi Baru dibentuk supaya dalam jangkamasa 20 tahun kita akan dapat bahagian kita sebanyak 30%. Tetapi sekarang sudah hampir 40 tahun. 20% yang dikatakan kita dapat pun dapat kerana badan-badan yang mewakili Melayu, bukan orang Melayu sendiri. Kita hendak supaya DEB diteruskan. Apa gunanya jika kita tidak mahu guna peluang yang diwujudkan? Apakah kita mahu DEB kerana nak jual AP, kontrak, lesen dan sebagainya? Lebih baik DEB tidak diteruskan dan kita tidak dapat selewengkannya. Sekurang-kurangnya kita tak akan malu kerana pelbagai ejekan yang akan dibuat kepada kita.

23. Kita bernasib baik kerana dalam bidang politk kita cekap, kita kuat, kita dapat menguasai Kerajaan selama 50 tahun. Walaupun Melayu berpecah kepada beberapa parti, bermusuh sesama sendiri, tetapi majoriti Melayu masih dapat kekalkan kuasa mereka. Mereka dihormati dan disegani.

24. Tetapi itu pun sudah terlepas daripada genggaman kita. Sekarang kita tidak kuat lagi. Parti Melayu yang terkenal sudah kalah dalam Pilihanraya Umum ke-12. Parti Melayu yang menangpun berada dalam ketakutan jika parti rakan mereka menolak mereka. Sekarang orang tidak lagi hormat kita. Apa sahaja yang dituntut orang lain, baik yang menang, baik yang kalah akan kita layan. Kita yang perlu hormati orang lain. Tersilap sikit kita minta maaf bagi pihak semua bangsa Melayu.

25. Sesungguhnya pemimpin kita yang perjuangkan kemerdekaan, yang menebus maruah kita sudah kita khianati. Mereka berjuang bermati-matian supaya kita hidup bahagia. Mereka korbankan apa sahaja yang ada pada mereka. Pemimpin Melayu hari ini, pengikut –pengikut mereka tidak tahu mengenang budi. Mereka khianati pejuang-pejuang dahulu dengan melupakan perjuangan asal kerana utamakan kepentingan diri sendiri. Biar bangsa hancur asalkan dapat kemenangan bagi diri sendiri, dapat jadi Menteri, Perdana Menteri, dapat kontrak, dapat duit.

26. Kononnya nak jadi Perdana Menteri termuda. Bukan nak majukan bangsa dan negara, hanya jawatan tertinggi untuk diri sendiri seawal mungkin. Dengan apa cara sekalipun, halal atau haram, tak mengapa asalkan boleh jadi Perdana Menteri termuda.

27. Jika kita sudah sanggup jual bangsa kita, kita jual untuk dapat duit sedikit, untuk jawatan kecil dan besar, untuk isi temolok kita, alamatnya apa? Yang dikejar tidak akan dapat, yang dikilik akan berciciran. Lepas itu kita tidak ada apa-apa yang boleh diraih lagi. Semuanya akan dikuasai orang. Pada masa itu kita jadi hamba sahaja, kita akan meminta-minta sepanjang masa.

28. Ada pula yang dibawah bertanya, orang yang mereka sokong dapat jadi Perdana Menteri, Menteri, Menteri Besar – dapat kereta, dipanggil Yang Berhormat, elaun besar, terbang sana, terbang sini.

29. Kita dapat apa? Duduk di takuk tu juga. Lebih baik kita ambil sedikit bagi diri kita, sementara ada peluang.

30. Salahkah kalau kita terima duit sedikit? Mungkin kita tidak undi orang yang menyogok. Dia bukan tahu. Tetapi Tuhan tahu. Kamu membuat sesuatu yang haram. Kamu bukan sahaja jual bangsa. Kamu menolak agama kamu yang melarang, yang mengharamkan perbuatan kamu. Kamu berdosa.

31. Tapi tak mengapa. Masih muda, tak akan mati lagi. Bila dekat nak mati pakai kopiah putih dan sembahyang kuat-kuat.

32. Tetapi yang haram, haram juga. Kalau makan daging bibi haram, makan duit rasuah lebih haram, kerana ia akan binasakan bukan kita sahaja, tetapi kaum bangsa kita yang semuanya beragama Islam.

33. Pengundi salah, samada undi penyogok atau tidak. Salah kerana sudah terima jenayah rasuah sebagai budaya kamu. Apabila rasuah dibudayakan, percayalah bangsa dan negara mungkin dijajah oleh penyogok secara langsung atau tidak langsung. Bangsa akan dihina oleh dunia, akan dipandang rendah, akan dipermainkan orang. Akhirnya yang makan suap, mereka sendiri akan jadi mangsa, mereka sendiri akan terpaksa hulur untuk mendapat apa yang sebenarnya hak mereka. Inilah nasib bangsa yang menjadikan rasuah sebagai budaya biasa.

34. Sesungguhnya Melayu mudah lupa. Kita lupa betapa kita dijajah dahulu, kita terpaksa panggil tuan orang yang menjajah kita, orang yang menghina kita. Tak boleh cakap berkenaan ketuanan Melayu. Kamu jadi hamba dahulu, bukan Tuan, layak hanya untuk tanam padi, tangkap ikan, jadi kuli orang, bawa kereta orang, tukang masak orang.

35. Selama 450 tahun kita dijajah, hidup sebagai hamba, dianggap tidak layak mentadbir negara sendiri, tidak layak merdeka.

36. Kita terpaksa letak diri kita dibawah naungan negara-negara jiran yang lebih kuat.

37. Tiap tahun kita usung bunga emas dan perak untuk dipersembahkan kepada negara penaung-penaung kita.

38. Kadang-kadang Raja kita pun pergi bersama, untuk membukti kesetiaan diri dan negeri kepada negara penanung.

39. Kata orang Kedah “Terkerempun-kerempun” apabila berhadapan dengan orang asing. Mungkin ramai yang tidak faham. Tanyalah orang Kedah. Itulah “body language” kita dahulu walaupun hari ini ada juga, tetapi pada Raja yang tak bertakhta.

40. Saya biasa lihat seorang orang tua Melayu berbasikal di tendang jatuh oleh askar Siam semasa Kedah diberi kepada Siam oleh Jepun. Kesalahan orang tua ini ialah kerana tidak berhenti dan menghormati lagu kebangsaan Siam.

41. Saya biasa lihat orang Melayu ditempeleng dan disuruh panjat pohon kelapa seperti kera oleh Jepun. Inilah nasib orang yang tidak merdeka, tidak memerintah negara sendiri. Boleh ditendang, boleh ditempeleng.

42. Dan yang lihat diam sahaja, tak dapat buat apa-apa, termasuk saya. Dalam kehinaan ini muncul kesedaran dan semangat untuk menebus balik maruah bangsa. Dan bergabunglah orang Melayu untuk menangkis rancangan Malayan Union British, untuk mengekalkan perhambaan orang Melayu. Tidak siapa yang bertanya “apa yang saya akan dapat bagi diri saya” pada ketika itu. Yang kita tumpukan ialah untuk membebaskan bangsa dan negara daripada dijajah dan dihina. Kalau dalam proses ini kita terkorban, atau kita berada seperti biasa, itu tidak mengapa. Yang kita utamakan ialah maruah bangsa kita, tidak lagi akan ditendang, tidak lagi akan ditempeleng – tetapi akan dihormati oleh kawan dan lawan.

43. Sekarang kita merdeka. Perjuangan pengasas negara telah berjaya. Kita tidak akan ditendang dan ditempeleng lagi. Kita bebas daripada kehinaan. Memang pun keadaan terhormat ini sudah menjadi perkara biasa bagi kita. Bagi ramai dari kita ia datang bergolek. Ia datang melayang. Ia tidak akan dipisah dari kita.

44. Perjuangan orang dahulu adalah perkara lama, tidak perlu diingati. Yang jelas kita sudah merdeka, dapat pelajaran dan kaya sedikit. Soal tendang, tempeleng, itu cerita lama. Pepatah Melayu berkata sekali merdeka, selama-lamanya merdeka. Apa pun kita buat merdeka tetap merdeka. Sekarang ialah masa untuk kita “enjoy”. Kita kecap sepenuhnya nikmat yang ada pada kita.

45. Apa dianya semangat ke-Melayuan? Apa relevannya? Bukankah kita sudah berjaya? Hendak semangat buat apa lagi? Masuk parti untuk apa? Perjuangan sudah selesai dengan jayanya.

46. Tidak bermakna masuk parti jika tidak dapat sesuatu bagi diri sendiri. Kita sokong orang dapat jadi Yang Berhormat, jadi Menteri, dapat peluang raih duit kerajaan dan lain-lain. Kita tak bolehkah dapat sikit bagi diri kita?

47. Tetapi benarkah kita akan merdeka selama-lamanya? Memang benar. Walaupun kita tidak buat apa-apa untuk mengekalkan kemerdekaan, bukankah sudah 50 tahun kita merdeka? Apa yang hendak dikhuatirkan? Lima puluh tahun, 100 tahun lagi pun kita akan merdeka walau apa pun kita lakukan. Takkanlah kerana kita ambil 100 Ringgit duit sogokan maka akan hilanglah kemerdekaan kita? Kita boleh sembahyang hajat dan terima 100 Ringgit lagi. Orang lain terima lebih daripada kita., katanya satu juta. Masih kita merdeka. Tidak benar kerana sedikit rasuah kemerdekaan akan hilang.

48. Tetapi ingatlah penjajahan tidak selalu berbentuk penaklukan secara langsung. Penjajahan boleh berlaku walaupun kita miliki pemerintahan sendiri. Ia boleh berlaku apabila pemerintah kita yang dipilih dan diberi kuasa oleh kita sudah menjual diri mereka kepada orang lain, samada dari dalam negeri atau dari luar. Atau takut jiran marah.

49. Pemerintah yang mengikut telunjuk orang lain bukan bebas lagi. Pemerintah yang menjadi pemerintah melalui rasuah akan benar diri mereka disogok kerana perlu mendapat kewangan yang cukup untuk membeli sokongan lagi supaya kedudukan mereka sebagai pemerintah akan kekal.

50. Untuk mendapat sogokan yang cukup mereka akan sanggup ikut arahan penyogok. Dengan perkataan lain mereka akan jadi alat pada penyogok.

51. Kepentingan penyogok tidak sama dengan kepentingan kita, atau kepentingan bangsa dan negara.

52. Kita sudah lihat hanya kerana hendak kekal sebagai pemerintah, ada yang sanggup layan apa sahaja arahan, tuntutan, desakan oleh pihak yang menentukan jawatan bagi kita. Kalau pun apa yang dituntut merugikan orang Melayu, itu tidak mengapa asalkan kita dapat jawatan, walaupun sebagai “figurehead”, patung sahaja, tidak berkuasa pun.

53. Jika kita terjemah keadaan ini kepada jawatan yang didapati kerana disogok apakah yang tidak sanggup kita buat? Jual bangsa, jual negara pun kita sanggup.

54. Apabila kita sudah jual bangsa dan negara apakah kita merdeka lagi? Sudah tentu tidak.

55. Justeru itu tidak benar kepercayaan kita bahawa sekali merdeka selama-lamanya merdeka. Pada permukaannya kita merdeka tetapi pada hakikatnya kita sudah kembali dijajah. Apabila kita kembali dijajah maka kita sudah khianati pejuang-pejuang kemerdekaan kita dahulu.

56. Itulah kenyataan yang sebenar.

57. Melayu mudah lupa. Kata seorang ahli falsafah; “Mereka yang lupa akan sejarah mereka akan didera dengan mengulangi kesalahan mereka berkali-kali”.

58. Inilah hasil daripada mudah lupa. Kita lupa bahkan kita tidak suka diperingati akan sejarah kita. Apa kena-mengena peristiwa 50 tahun dahulu? Apa kena-mengena dengan kita akan kemiskinan Melayu, dengan kedaifan mereka dalam bidang ilmu dan profesyen di masa dahulu? Itu dahulu, ini sekarang. Sudah tentu sejarah penjajahan kita dahulu tidak ada kena mengena dengan keadaan kita sekarang. Tidak ada pelajaran yang akan kita dapati daripada sejarah 100, 500 tahun dahulu. Itu semua cerita dongeng.

59. Apa yang kita lakukan sekarang, kita lakukan kerana kita sudah merdeka dan selamat. Buatlah apa pun kita tetap selamat, tetap merdeka.

60. Jadi penagih dadah, jadi pelepak, jadi “Mat Rempit”, jadi penjenayah pun tak mengapa.

61. Bukankah kita yang memilih dan membentuk Kerajaan? Kerajaan perlu bertanggungjawab terhadap kita. Jika kerana amalan buruk kita, sesuatu yang tidak baik menimpa kita, bukankah menjadi tanggungjawab Kerajaan pilihan kita untuk menyelamatkan kita?

62. Jika kita diserang orang bukankah menjadi tanggungjawab Kerajaan yang kita pilih untuk menangkis serangan ini?

63. Jika kerana Kerajaan yang kita pilih terdiri daripada orang yang sogok duit pada kita dan mereka pula disogok oleh orang lain dan mereka berasa lebih terikat kepada yang menyogok mereka dan kurang bertanggungjawab kepada kita kerana sokongan kita mereka dapati kerana kita terima sogokan, apakah yang dapat kita buat? Tak banyak. Hanya menerima sahaja.

64. Akan menjadi lebih buruklah nasib kita sepanjang masa.

65. Hakikat yang sebenar ialah sokongan kita, undi kita yang kita jual tidak lagi mengikat mereka yang kita pilih untuk jadi Kerajaan.

66. Mereka akan anggap balasan kepada sokongan kita sudah pun dibuat melalui wang sogokan daripada mereka.

67. Sesungguhnya nasib kita ada di tangan kita. Jika nasib ini tidak baik kitalah yang harus berusaha untuk memperbaikinya. Ingatlah, Tuhan telah berfirman yang Dia tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum melainkan kaum itu sendiri berusaha mengubah nasibnya.

68. Apakah kita sedang berusaha untuk memperbaiki nasib kita? Tidak ternampak satu pun usaha ke arah ini. Yang kita lihat ialah perbuatan merosakkan lagi keadaan nasib yang sudah buruk ini.

69. Kita tahu yang kita lakukan bukan untuk memperbaiki keadaan. Tetapi kita lakukan juga untuk kepentingan semasa kita. Masa depan soal lain.

70. Pejuang-pejuang kemerdekaan telah pilih demokrasi sebagai cara kita memerintah. Kenapa?

71. Sebabnya ialah kerana mereka percaya majoriti daripada rakyat tentulah bijak dalam amalan mereka, tentulah tahu antara yang baik dengan yang buruk, tentulah bijak semasa membuat pilihan.

72. Pengasas kemerdekaan percaya majorti akan tahu pilih apa yang baik bagi mereka. Sudah tentu mereka akan menolak orang yang hanya bergantung kepada sogokan untuk dipilih.

73. Tetapi mereka tidak sangka pewaris mereka, sebilangan yang tidak kecil akan tolak kebaikan dan mengutamakan sogokan untuk menentukan siapa akan memerintah mereka.

74. Pejuang kemerdekaan yang sedar betapa sukarnya bagi orang Melayu mendapat peluang dan bantuan dahulu dan dengan kerana itu Melayu tidak berjaya.

75. Dengan kesedaran ini mereka merangka untuk mengadakan lebih banyak peluang dan sokongan kepada bangsa mereka supaya bangsa mereka boleh berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan kaum-kaum lain, bahkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Mereka percaya semua peluang dan sokongan akan direbut oleh pewaris daripada bangsa mereka.

76. Ya, mereka ini kebanyakan sudah tidak ada, sudah tinggal kita. Tetapi jika mereka ada apakah perasaan mereka? Tentulah mereka akan kecewa dan hampa amat sangat kerana segala-gala yang mereka ilhamkan sudah dipermainkan oleh pewaris mereka, tidak dihargai oleh pewaris mereka.

77. Mereka melihat bagaimana peluang dan bantuan disalahgunakan atau ditolak dengan begitu sahaja. Sepatutnya dengan peluang belajar di semua peringkat bangsa mereka sudah jadi bangsa yang berilmu. Dengan peluang berniaga mereka sudah jadi kaya, atau sekurang-kurangnya tidak miskin.

78. Tetapi tidak. Peluang bukan sahaja tidak direbut tetapi peluang digunakan secara yang boleh merosakkan bangsa. Mereka lepak, mereka jadi Mat Rempit, yang lakukan jenayah yang kadang-kadang menyebabkan kematian mangsa mereka.

79. Diberi peluang berniaga, diberi modal, diberi latihan tetapi kerana ingin kaya cepat mereka memperdagangkan peluang, kontrak, lesen, permit dan sebagainya.

80. Modal mereka guna untuk belanja bagi memenuhi nafsu, hutang mereka tidak dibayar. Kerana kelakuan beberapa daripada mereka, bangsa mereka dicap sebagai bangsa yang tidak beramanah, dan tidak boleh dilayan, tidak boleh diharap dengan duit ringgit.

81. Dan banyaklah lagi perbuatan mereka yang tetap mengecewakan pejuang bangsa dahulu.

82. Kata mereka, jangan buka pekong di dada.

83. Malu kata mereka.

84. Tetapi tidakkah lebih malu apabila mereka lakukan apa yang telah saya sebutkan. Tak buka pekong pun busuk juga. Biarlah pekong di dada dibuka supaya kerana bau terlalu busuk kita akan cuba melepaskan diri daripadanya. Jika tidak ia akan menjadi lebih busuk di dalam dan akan bunuh kita.

85. Semua yang disebut ini menjadi pengkhianatan kepada pejuang bangsa dahulu. Kerosakan kerana ini lambat laun akan merosakkan masa depan kita.

86. Tetapi yang terdahsyat diantara amalan buruk kita ialah rasuah, terutama rasuah politik. Politiklah yang dapat memberi kuasa walaupun pada yang lemah dan miskin. Politik kita sewaktu perjuangan untuk kemerdekaan berjaya memberi kekuatan kepada Melayu sehingga mereka yang daif ini dapat mengalahkan kuasa besar dunia. Hanya dengan bersatu dan bertindak bersama, hanya dengan pendirian yang tegas kelemahan dapat diatasi dan kejayaan dicapai. Sesungguhnya kuasa politik kuasa ajaib.

87. Selagi ada kuasa ini kepada kita, percayalah kita akan dapat pulih segala-galanya, kita akan dapat mengatasi kelemahan kita, kita akan dapat tentukan masa depan kita.

88. Tidakkah kita lihat bagaimana daripada bangsa yang dijajah dan dihina, kuasa politik sudah mengubah nasib kita demikian sehingga kita dianggap sebagai contoh kepada bangsa-bangsa lain di dunia.

89. Bandingkan negara kita 50 tahun dahulu di waktu kita mencapai kemerdekaan dan negara kita sekarang. Negara dagang yang ke-17 terbesar di dunia. Kemiskinan dikurangkan daripada 70 peratus kepada lima peratus. Bandar sebesar bandar di negara maju, penuh dengan pencakar langit. Bekalan air, api dan kenderaan yang terkini.

90. Pendapatan per kapita yang 20 kali lebih tinggi dari 50 tahun dahulu dan lain-lain.

91. Semua ini adalah hasil kuasa politik semata-mata. Kerana kuasa politik, negara berbilang kaum, ugama, budaya dan bahasa dapat distabilkan. Dan sesungguhnya kita sudah dapat berdiri hampir sama tinggi dengan kaum-kaum lain dan bangsa-bangsa lain.

92. Tetapi sekarang kita lakukan perbuatan untuk menghakis dan menghapus kuasa politik kita.

93. Kerana wang yang sedikit, kerana 100-200 Ringgit kita jual kuasa politik, kita serah nasib kita kepada perasuah, perasuah yang akan jual bangsa dan negara.

94. Apakah akan jadi kepada kita apabila kuasa politik terlucut daripada kita? Apakah kita akan terus merdeka? Saya fikir tidak.

Tuan-Tuan dan Puan-Puan,

95. Perhimpunan Melayu hari ini memang menjadi hak bagi kita kerana kita menghadapi masalah-masalah yang besar-besar, bukan satu tetapi banyak masalah.

96. Kita semua berasa cemas. Di mana-mana sahaja orang Melayu sedang berhimpun untuk membincang masalah mereka, kecemasan yang mereka rasai.

97. Jika pada hari ini kita dapat menyedarkan akan musibah yang sedang dan akan timpa keatas kita, jika kesedaran ini akan menyebabkan kita bertindak keras terhadap mereka diantara kita yang mencetuskan masalah ini, jika kita dapat bandingkan gejala rasuah yang menjadi ancaman terhadap kita yang terbesar sekali, maka ralatlah perhimpunan ini, berjayalah perhimpunan ini.

98. Saya tak salahkan orang lain. Saya salahkan kita sendiri. Tak mungkin orang lain menguasai kita jika kita tegas dan tidak membenarkan mereka.

99. Maju mundurnya bangsa kita terpulanglah kepada kita. Ingatlah Tuhan tidak akan ubah nasib kita melainkan kita berusaha mengubah nasib kita sendiri.

100. Oleh itu berusahalah mengubah nasib diri sendiri setelah kita berhimpun di sini untuk membincang masalah yang kita hadapi. Saya percaya perbincangan kita akan membuahkan pemikiran dan tindakan yang boleh menyelamatkan kita.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih.



sumber : big dog

Continue Reading...

Tuesday, March 17, 2009

warisan

No comments:
Anak Kecil Main Api
Terbakar Hatinya Yang Sepi
Airmata Darah Bercampur Keringat
Bumi Dipijak Milik Orang

Nenek Moyang Kaya Raya
Tergadai Seluruh Harta Benda
Akibat Sengketa Sesama Kita
Cita Lenyap Di Arus Zaman

Indahnya Bumi Kita Ini
Warisan Berkurun Lamanya
Hasil Mengalir Ke Tangan Yang Lain
Peribumi Merintih Sendiri

Masa Depan Sungguh Kelam
Kan Lenyap Peristiwa Semalam
Tertutup Hati Terkunci Mati
Maruah Peribadi Dah Hilang

Kini Kita Cuma Tinggal Kuasa
Yang Akan Menentukan Bangsa
Bersatulah Hati Bersama Berbakti
Pulih Kembali Harga Diri

Kita Sudah Tiada Masa
Majulah Dengan Gagah Perkasa
Janganlah Terlalai Teruskan Usaha
Melayu Kan Gagah Di Nusantara
Melayu Kan Gagah Di Nusantara
Melayu Kan Gagah Di Nusantara

Lirik di atas dipetik dari lagu Warisan. Lagu yang menjadi darah daging BTN. Dan sepatutnya, ia menjadi darah daging bangsa kita. Ia sepatutnya menjadi dodoian bangsa, menjadi peringatan, menjadi renungan panjang. Ia amat tragis tetapi jangan biarkan ia benar-benar sebuah tragedi. Ia amat menyakitkan tetapi jangan biarkan ia benar-benar menjadi kesakitan. Marilah tuan yang budiman, kita renung bersama.

Tuan yang dimuliakan, sempena perhimpunan besar minggu depan elok rasanya setiap yang terlibat sebagai perwakilan merenung lirik dan kata dalam "warisan" sebelum melaksanakan tanggungjawab. Carilah iktibar ambillah pedoman dari susunkata dan inti bahasanya. Barangkali ia dapat memberitahu kita satu rahsia. Yang kita pilih adalah pendokong perjuangan. Agar segala luka dan tragis dalam lirik di atas jauh haluannya...


Tidak banyak pilihan. Renunglah seketika dan carilah keputusannya, tuhan merahmati orang yang mulia hati dan teguh pendiriannya. demi perjuangan keramat.
BERSATU, BERSETIA, BERKHIDMAT
untuk
mempertahankan
WARISAAN


Selamat bersidang para perwakilan.
Continue Reading...

Saturday, February 7, 2009

daulat tuanku

No comments:






Foto dari Rocky's Bru



daulat tuanku
daulat tuanku
daulat tuanku



Continue Reading...